Boediono Terima Laporan Dana PNPM Mandiri Diselewengkan
>> Kamis, 23 Juni 2011
Jakarta - Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri memang rawan penyimpangan. Wakil Presiden Boediono pun menerima laporan adanya penyelewengan dana tersebut di daerah. "Saya mendapat laporan ada beberapa tempat itu penyelewengan dilakukan," kata Boediono saat membuka Rapat Kerja Nasional Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Sosialisasi PNPM Mandiri Pedesaan di Hotel Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2011). Boediono tidak mau blak-blakan menyebutkan di daerah mana saja dana PNPM Mandiri itu ditilep. Penyimpangannya memang kecil, namun berpotensi merusak jalannya program yang telah dirintisnya semasa ia menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas itu. Karenanya, Boediono meminta para pimpinan daerah untuk bergerak cepat menuntaskan kasus penyimpangan dana PNPM tersebut. Jangan sampai penyakit korupsi itu merebak hingga sulit untuk dibasmi. "Kalau ada penyelewengan segera hilangkan, jangan sampai merebak menjadi gejala yang sulit untuk kita berantas. Seringkali kita terlambat, menangani sebuah gejala, kalau sudah besar baru ribut," pinta mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini. Menurut Boediono, selama berkunjung ke daerah, ia mendapat kesan PNPM cukup populer di kalangan masyarakat, karena memberikan banyak manfaat. Masyarakat merasa memiliki PNPM ini karena program maupun proyek yang dijalankan berasal dari usul masyarakat sendiri. Karena itu, setelah sempat akan dihentikan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memutuskan PNPM dilanjutkan setidaknya sampai tahun 2014. Bila mencukupi, dana untuk program ini bahkan akan ditingkatkan lagi. Boediono berpesan agar para pemimpin daerah tidak menghambat penyaluran dana PNPM Mandiri dari pusat kepada masyarakat melalu rumitnya birokrasi. Proses birokrasi yang panjang sama saja mematikan gairah masyarakat. "(Sebaliknya) Masyarakat memerlukan pendampingan. Tidak mungkin masyarakat diberi uang lalu dilepas begitu saja. Nanti uangnya hilang," cetus Boediono. Sumber: website Detiknews (http://www.detiknews.com/ tanggal 27 April 2011) |
0 komentar:
Posting Komentar